Revolusi Hijau di Indonesia

Hello guys, setelah kalian membaca revolusi hijau di dunia. Saatnya kita menyimak revolusi indonesia di negeri kita sendiri. Yuk disimak artikelnya.... :)
 
Revolusi hijau pertama kali muncul karena adanya kekhawatiran terjadinya kemiskinan massal di dunia yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pangan. Kemudian revolusi hijau menjadi proyek penelitian dalam rangka meningkatkan produksi pertanian terutama pangan diberbagai negara di dunia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan dengan disponsori oleh lembaga Ford and Rockefeller Foundation. Perubahan yang disebut revolusi itu dimulai dari Meksiko yang mengubah sistem pertaniannya secara radikal pada tahun 1945. Salah satu alasannya karena berbanding terbaliknya pertambahan jumlah penduduk dengan kapasitas produksi gandum. Hasilnya yaitu delapan tahun kemudian Meksiko dapat mengekspor gandum. Setelah Meksiko berhasil meningkatkan produksi gandum, kemudian didirikan badan penelitian IRRI (International Rice Research
Institute) di Filipina yang menghasilkan varietas padi baru dengan hasil produksi yang lebih tinggi dibanding varietas padi lokal di Asia Tahun 1965, runtuhnya pemerintahan Soekarno telah mengubah pandangan politik pertanian negara. Pemerintahan Soekarno telah menerima kebangkrutan ekonomi dari pemerintah  kolonial sehingga diawal kemerdekaan sampai menjelang jatuhannya pemerintahan ini,Indonesia masih mengimpor beras. Kelangkaan beras yang diwariskan oleh pemerintahan Soekarno ini, memaksa pemerintahan baru untuk melakukan perbaikan kesejahteraan rakyat.

Pemerintahan Orde Baru menyadari betul pentingnya ketersediaan pangan, khususnya beras. Jalan yang ditempuh adalah melalui apa yang disebut sebagai Revolusi Hijau. Revolusi Hijau bertujuan untuk mengenal dan memperluas penggunaan teknologi baru dan teknik bertani, ditemukannya bibit-bibit unggul, obat peber
antasan hama, meningkatkan produktifitas beras secara besar-besaran, tanpa mengubah bangunan sosial pedesaan.

Revolusi Hijau di dalam masyarakat petani dikenal dengan program Bimas. Bimas merupakan singkatan dari Bimbingan Massal, dalam pengertian resmi dan aslinya merupakan suatu sistem bimbingan petani kearah usaha tani yang lebih baik dan lebih maju, sehingga mampu meningkatkan usaha taninya. Bimas berintikan penggunaan teknologi yang sering disebut Panca Usaha Tani. Penerapan kebijakan harga sarana dan hasil produksi serta adanya dukungan kredit modern. Peningkatan produksi beras padi merupakan program yang terdapat prioritas tertinggi pada Pelita I (dengan harapan dicapainya Swasembada pada akhir pelita I), maka dibentuklah organisasi Bimas tingkat nasional sampai ketingkat kecamatan. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik, dan sosial. 

Program Revolusi Hijau mengantarkan Indonesia berhasil menjadi negara. Swasembada pangan terbesar dunia pada tahun 1984. Dalam waktu yang cukup lama, program Revolusi Hijau juga telah berhasil mengubah kebiasaan dan sikap para petani. Indonesia yang awalnya menggunakan sistem bertani secara tradisional menjadi sistem bertani yang modern dimana para petani mulai menggunakan teknologi-teknologi pertanian yang ditawarkan oleh program Revolusi Hijau. Perubahan sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap kenaikan produktifitas sub-sektor pertanian hingga Indonesia menjadi negara yang berswasembada beras. Keberhasilan Indonesia menjadi negara swasembada adalah akibat dari meningkatnya hasil panen berjuta-juta petani di Indonesia khususnya di Jawa, menggunakan bibit unggul baru dan alat-alat pertanian modern.

Revolusi hijau dipercikkan oleh penciptaan dua varietas unggul tanaman pangan pokok pada tahun 1960-an. Yang satu ialah varietas unggul padi IR-8 hasil persilangan suatu varietas padi Taiwan dan Indonesia yang dibuat oleh Dr. Te-Tzu Chang dkk. di IRRI, Filipina (Kinley, 1990). Yang lain ialah varietas unggul gandum yang dibuat oleh Dr. Norman Borlaug, dkk di CIMMYT, Mexico (Brown, 1993). Dengan revolusi hijau padi. Indonesia berhasil membebaskan diri dari devisit pangan kronis, sedang Thailand berhasil mengubah diri menjadi pengekspor beras. Dengan revolusi hijau gandum India dan Pakistan berhasil menyelesaikan persoalan-persoalan devisit pangan kronis. 

Sumber :

Brown, F. 1993. Can Afrika Afford a green revolution? Choices 2(2):24,26

Noer Fauzi, Petani dan Penguasa. (Yogyakarta: INSITS, 1999), hlm.164.

Ibid.

Loekman Soetrisno,Pertanian Pada Abad ke 21. (Jakarta: Departemen Direktorat Jendral.Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan, 1998), hlm.13.

Program pemerintah dalam bidang pertanian yang meliputi perbaikan irigasi, pengolahan tanah yang baik, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk yang cukup, dan penggunaan pestisida yang tepat serta penggunaan alat pertanian modern. Lihat. Dibyo Prabowo. (1988). Revolusi Hijau, Bukan Untuk Menciptakan Tenaga Kerja. Prisma. No.1 Tahun. XVII . hlm.80.

Mubyarto, Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. (Jakarta: Sinar Harapan, 1983), hlm.135

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hama dan Penyakit Tanaman Cabe

Jenis-Jenis Benih

Hama dan Penyakit Tanaman Padi