Hama dan Penyakit Tanaman Padi
Hama Pada Tanaman Padi
1. Hama Putih (Nymphula Depunctalis)
2. Thrips (Thrips Oryzae)
3. Wereng
4. Walang Sangit (Leptocoriza Acuta)
5.Kepik Hijau (Nezara viridula)
6. Burung
7. Tikus
8. Keongmas (Pomacea canaliculata Lamarck)
1. Tungro
2. Hawar Bakteri (HB-Bacterial Blight)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PENYAKIT
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada musim hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan Nitrogen secara berlebihan, gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi pertanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten).
3. Patah Leher (Pyricularia oryzae)
1. Hama Putih (Nymphula Depunctalis)
Gejala: Terjadi bintik-bintik berupa titik-titik
putih yang memanjang sejajar dengan tulang daun. Daun padi juga digulung
dijadikan tempat perkembangan larva.
Gejala: Daun padi tergulung dan berwarna kuning
sampai kemerahan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan padi terhambat dan ketika
padi sudah dewasa gabah tidak berisi biji beras.
3. Wereng
Hama wereng ini terbagi menjadi Nilaparvata lugens
(wereng padi coklat), Sogatella furcifera (berpunggung putih ), Nephotettix
apicalis dan N. impicticep (wereng padi hijau ).
Gejala: Hama wereng ini menyerang batang padi dengan
menghisap cairan batang padi.
Akibatnya padi menjadi kuning, mengering atau kerdil.
Selain itu hama wereng ini dapat menularkan virus yang dapat merusak tanaman
padi.
4. Walang Sangit (Leptocoriza Acuta)
Gejala: Gejala dari serangan hama ini dapat dilihat
dari adanya bekar seperti isapan pada buah padi dan bulir-bulir padi
berbintik-bintik hitam.
Gejala ini baru dapat dilihat pada saat padi sudah
berbuah. Buah padi akan hampa atau jika tidak kualitas padinya akan berkurang,
seperti berkerut, karena hama ini menyerap pada buah padi yang mulai masak
seperti susu.
5.Kepik Hijau (Nezara viridula)
Gejala: Pada batang padi akan ditemui seperti bekas
tusukan berupa titik hitam karena kepik hijau menyerang batang dari
tanaman padi. Akibatnya pertumbuhan tanaman padi tidak dapat optimal.
Gejala: Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama
burung sangat jelas yaitu tangkai-tangkai patah dan buah padi berserakan.
Yang paling merugikan dari serangan hama ini adalah
waktu seranganya yang mendekati masa panen, sehingga penangananya harus tepat
agar panen tidak didahului oleh hama burung ini.
7. Tikus
Gejala: Hama tikus akan menyerang padi pada fase
generatif yang menyebabkan tanaman padi tidak dapat membentuk anakan baru. Pola
dari seranganya adalah dari tengah sawah lalu meluas ke pinggir.
Menyerang pada malam hari dan pandai bersembunyi pada
lubang-lubang maupun tanggul-tanggul irigasi.
Gejala: Banyak dijumpai cangkang-cangkang keong
berserakan di sekitar sawah. Tanaman padi akan mengalami kerusakan pada saat
awal pertumbuhan karena keongmas menyerang tanaman padi yang masih muda untuk
dimakan.
Penyakit Pada Tanaman Padi
1. Tungro
Gejala: Tanaman padi tidak dapat tumbuh besar atau
kerdil. Pelepah dan helai daun memendek serta daun yang terserang akan berwarna
kuning sampai oranye. Daun-daun padi yang masih muda akan berlurik hijua pucat
atau putih.
Hama ini biasanya menyerang setelah serangan
wereng karena hama ini berupa virus yang ditularkan oleh dua spesies wereng
yaitu Nephotettix malayanus dan N.virescens.
Gejala: Serangan dari Hawar Bakteri (HB) atau
Hawar Daun Bakteri (HDB) dapat dilihat dari kondisi padi yang kehilangan areal
daun.
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah
satu penyakit padi utama yang tersebar di berbagai ekosistem padi di
negara-negara penghasil padi, termasuk di Indonesia. Penyakit disebabkan oleh
bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini dapat
mengenfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai
pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit (patogen) menginfeksi
tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lobang alami berupa
stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan menurunnya
kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis yang apabila terjadi pada
tanaman muda mengakibatkan mati dan pada tanaman fase generative mengakibatkan
pengisian gabah menjadi kurang sempurna.
GEJALA DAN DAMPAK PENYAKIT
Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan,
tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. Gejala kresek
sangat mirip dengan gejala sundep yang timbul akibat serangan penggerek batang
pada fase tenaman vegetatif. Pada tanaman dewasa penyakit hawar daun bakteri
menimbulkan gejala hawa (blight). Baik gejala kresek maupun hawar,
gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi
kering (Gambar 1). Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah
menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa.
Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen.
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada musim hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan Nitrogen secara berlebihan, gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi pertanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten).
3. Patah Leher (Pyricularia oryzae)
PENYEBAB :
Penyakit Patah Leher (Neck Root) merupakan
penyakit yang disebabkan oleh meluasnya serangan jamur Pyricularia
oryzae (P. grisea). Jamur ini menyerang tanaman padi pada masa
vegetatif menimbulkan gejala Blas Daun (leaf blast) dengan ditandai
adanya bintik-bintik kecil pada daun berwarna ungu kekuningan. Semakin lama
bercak menjadi besar, berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya
berupa titik berwarna putih atau kelabu dengan bagian tepi kecoklatan. Serangan
pada fase generatif menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan
mudah patah (busuk leher/patah leher). Apabila serangan jamur Pyricularia
oryzae terjadi sebelum pengisian biji mengakibatkan bulir gabah
hampa/tidak berisi dan apabila serangan terjadi pada saat setelah pengisian
biji mengakibatkan kualitas biji rendah dan pengisian bulir tidak sempurna.
Selain menyerang bagian malai dan daun, jamur ini dapat menyerang batang
sehingga batang padi menjadi busuk dan rebah.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
:
Padi merupakan inang utama sebagai tempat
berkembangnya jamur Pyricularia oryzae sehingga apabila
tanaman padi tumbuh serempak di suatu hamparan dan sudah pernah ada gejala
serangan sebelumnya maka besar kemungkinan blas ini akan segera menyebar
apabila didukung oleh kelembapan dan suhu optimum yaitu antara 24º C – 28º C.
Pyricularia oryzae menyerap
nutrisi tanaman padi untuk memperbanyak diri dan mempertahankan hidup.
Bila menyerang pada daun muda, menyebabkan proses pertumbuhan tidak normal,
beberapa daun menjadi kering dan mati. Blas pada daun banyak menyebabkan
kerusakan antara fase pertumbuhan hingga fase anakan maksimum. Infeksi pada
daun setelah fase anakan maksimum biasanya tidak menyebabkan kehilangan hasil
yang terlalu besar, namun infeksi pada awal pertumbuhan sering menyebabkan puso
terutama varietas yang rentan. Penggunaan fungisida pada fase vegetatif sangat
dianjurkan apabila guna menekan tingkat intensitas serangan blas daun dan juga
dapat mengurangi infeksi pada tangkai malai (blas leher).
Pemupukan unsur Nitrogen dimusim penghujan yang
tinggi juga akan memicu pertumbuhan Pyricularia oryzae. Pemupukan
nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya
jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi
optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi.
Penanaman padi terutama pada musim tanam
rendengan/hujan haruslah ekstra hati-hati. Dengan curah hujan yang tinggi serta
adanya faktor angin memicu perkembangan blas dapat meluas dengan cepat.
Pengelolaan jarak tanam yang terlalu rapat juga akan mempengaruhi kecepatan
perluasan penyakit ini.
Penyebaran penyakit bisa melalui benih, angin sisa
tanaman padi dilapangan dan inang lainnya terutaman tanaman dari golongan
graminae/ rerumputan.
Komentar
Posting Komentar