Hortiklutura (BAB II)
B. MINERAL DAN VITAMIN
Buah-buahan
umumnya merupakan sumber vitamin yang penting terutama vitamin A dan C. Di
samping itu, buah-buahan
juga mengandung vitamin - vitamin lain termasuk vitamin B1 serta
beberapa mineral di antaranya kalsium dan besi.
B.1 PIGMEN
Pigmen yang terdapat di dalam buah-buahan
adalah khlorofil; karontenoid; dan grup flavonoid yang terdiri dari antosianin,
antoxantin, dan tanin.
1.
1. Khlorofil
Buah-buahan terutama yang berwarna hijau
banyak mengandung khlorofil yang jumlahnya relatif lebih banyak dibandingkan
dengan karotenoid atau pigmen lainnya. Akibatnya buah tersebut berwarna hijau. Selama proses pematangan buah akan terjadi
degradasi khlorofil sehingga kandungan khlorofil menjadi rendah dan muncul
warna dari pigmen-pigmen lainnya. Ini menyebabkan warna buah berubah menjadi
kuning, oranye atau merah.
Keadaan tersebut terjadi hampir di semua jenis buah-buahan, kecuali misalnya
pada alpukat. Selama proses pematangan buah alpukat akan tetap berwarna hijau
bahkan kadang-kadang menjadi hijau tua karena kandungan khlorofilnya sangat
banyak
2. Karotenoid
Beberapa karotenoid yang terdapat di dalam
buah-buahan misalnya lykopen berwarna merah dan terdapat di dalam tomat,
pepaya, dan semangka; xantofil berwarna kuning oranye dan terdapat di dalam
nanas, pepaya, dan jeruk;
karoten berwarna oranye dan terdapat di dalam jambu.
3. Flavonoid
Antosianin terdapat di dalam buah-buahan
terutama yang berwarna ungu, biru atau merah misalnya pada anggur, tomat, dan
sebagainya. Antosianin akan
membentuk garam dengan logam sehingga warnanya dapat berubah menjadi
keungu-unguan. Sebagai contoh misalnya jika pada pengalengan buah-buahan,
kaleng yang digunakan tidak dilapisi bagian dalamnya maka ion Fe terlepas dari
kaleng tersebut sehingga dapat bereaksi dengan antosianin sehingga warnanya akan
berubah menjadi keungu-unguan. Flavonoid
lain yang terdapat di dalam buah -buahan adalah antoxantin yang berwarna kuning
atau putih dan terdapat di dalam pisang, serta tanin yang merupakan pigmen yang tidak berwarna dan
terdapat di dalam apel, anggur putih, salak, pisang, dan sebagainya. Tanin yang
banyak terdapat di dalam buah-buahan dapat mencegah pertumbuhan mikroba dengan
cara mengendapkan protein dari enzim-enzim yang dikeluarkan oleh mikroba
tersebut, akibatnya enzim- enzim menjadi inaktif dan metabolisme mikroba akan
terganggu. Jaringan tanaman
yang semakin tua, kadar taninnya akan semakin tinggi, tetapi buah-buahan
sebaliknya. Selama proses pematangan, kadar tanin di dalam buah akan menurun,
oleh karena itu, buah yang telah matang lebih peka terhadap serangan mikroba
dibandingkan dengan buah yang masih muda. Buah-buahan yang mempunyai rasa sepat
(astrigency) biasanya disebabkan oleh kandungan taninnya, misalnya pada salak
dan pisang yang masih muda. Tanin yang pada mulanya tidak berwarna dengan
adanya ion-ion metal seperti Ca, Mg, dan Fe dapat berubah menjadi pigmen yang berwarna
cokelat.
C. ASAM
ORGANIK
Selain komponen-komponen yang telah disebutkan
di atas, buah-buahan juga mengandung asam-asam organik, terutama pada buah yang
masih muda. Selama proses pematangan buah, kandungan asam organik di dalamnya
biasanya akan menurun sedangkan kandungan gula pada umumnya naik, akibatnya
rasa buah yang semula asam makin lama akan semakin manis. Asam-asam organik
yang biasa terdapat di dalam buah-buahan misalnya asam format, asam asetat, asam fumarat, asam sitrat, asam
suksinat, asam tartarat, asam oksalat dan lain-lainnya yang sangat banyak
macamnya.
Asam oksalat di dalam buah-buahan jarang
terdapat dalam bentuk bebas, tetapi biasanya terdapat dalam bentuk garam
oksalat yang larut misalnya pada pisang, atau dalam bentuk kristal kalsium
oksalat yang tidak larut misalnya yang terdapat pada beberapa jenis buah-buahan
tertentu. Asam organik yang
terdapat di dalam buah-buahan belum seluruhnya dapat dianalisis.
Pada umumnya asam-asam tersebut di dalam
buah-buahan hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga sukar
untuk dianalisis, kecuali asam sitrat dan asam malat. Kandungan asam sitrat,
asam malat dan beberapa asam organik lainnya di dalam buah-buahan. Asam-asam
organik di samping mempengaruhi rasa, sering digunakan untuk menentukan mutu
buah-buahan, juga berpengaruh terhadap aroma buah tersebut.
D. KANDUNGAN
LAIN-LAIN
Selain
zat-zat yang disebut di atas, buah-buahan juga mengandung komponen-komponen
lainnya seperti selulos, heksosan, pentosan, gum, asam-asam amino, enzim-enzim
dan zat-zat pembentuk aroma, misalnya ester, alkohol, karbonil, eter, asetal,
hidrokarbon, senyawa aromatik dan lain-lain. Enzim-enzim yang terdapat di dalam
buah-buahan sangat banyak macamnya, misalnya enzim pektin metil esterase,
selulase, amilase, invertase, lipase, lipoksidase, katalase, peroksidase,
phenolase, protease, aldolase, asam lemak sintelase, dan lain-lain. Kandungan fenol yang terdapat di dalam
buah-buahan dapat menyebabkan terhjadinya reaksi browning karena oksidasi dari
fenol atau polifenol oleh enzim fenolase atau polifenolase dan menghasilkan
senyawa yang berwarna cokelat. Protein
di dalam buah-buahan dapat terdegradasi membentuk amonia sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan pH dan perubahan warna dan biru menjadi merah.
Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack - JamBase
BalasHapusHarrah's Philadelphia Casino & 속초 출장샵 Racetrack offers live, simulcast 진주 출장마사지 and 경상남도 출장안마 live casino games, simulcast, video poker, blackjack, roulette, 파주 출장안마 keno, video poker 용인 출장샵 and