Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Jenis-Jenis Benih

M enurut Hasanah (2002) benih tanaman industri dapat dikelompokan menjadi benih ortodok, benih intermediate dan benih rekalsitran. Pengelompokan benih tersebut didasarkan atas kepekaan benih terhadap pengeringan dan suhu. Benih ortodok relatif tahan terhadap pengeringan. Benih ortodok umumnya dimiliki oleh spesies-spesies tanaman setahun dan tanaman dua tahunan (bienial)\ dengan ukuran benih yang kecil. Benih ortodok tahan pengeringan sampai kadar air mencapai 5 % dan dapat disimpan pada suhu rendah. Menurut Justice dan Bass (2002) tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mengawetkan cadangan bahan tanam dari satu musim ke musim berikutnya. Selanjutnya Sutopo (2010) menambahkan tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin. Penyimpanan benih dimaksudkan agar benih dapat ditanaman pada musim yang sama di lain tahun atau pada musim yang berlainan dalam tahun yang sama atau un

Bapak Benih Indonesia

Gambar
Tahukah kamu siapa Bapak Benih Indonesia...   Beliau adalah Prof.Dr.Ir.Sjamsoe'oed Sadjad :) Ingin lebih kenal profil dirinya. Nih, aku sajikan sedikit biodatanya semoga bermanfaat yah :)   Prof. Dr. Ir. Sjamsoe'oed Sadjad , lahir di Madiun tanggal 24 Juni 1931. Menempuh pendidikan SD sebelum kemerdekaan RI, SMP dan SMA di zaman revolusi kemerdekaan, dan lulus SMA I Jakarta tahun 1951. Pendidikan tinggi (S-1, S-2, S-3) ditempuh sampai 1971 masing-masing di Universitas Indonesia, Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi (S-1), di Mississippi State University Jurusan Agronomy Seed Technology (S-2), dan di Institut Pertanian Bogor, Doktor bidang dalam Ilmu Pertanian. Diangkat sebagai Guru Besar pada Fakultas Pertanian IPB pada tahun 1981. Pensiun pada tahun 1996, dan diangkat kembali pada tahun yang sama sebagai Guru Besar Emeritus bidang Budidaya Tanaman pada Fakultas Pertanian IPB. Sesudah pensiun sampai 2003 beliau diangkat sebagai Guru Besar Tetap pada

Klasifikasi Benih

Klasifikasi  benih padi yang dikeluarkan Kementerian Pertanian dengan sub bagiannya yaitu Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) menempatkannya dalam 4 kelas, yaitu : 1. Benih Penjenis (BS / Breeder Seed / Label Kuning) Benih penjenis (BS) adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan Pemulia Tanaman yang bersangkutan atau Instansinya. Benih ini merupakan Sumber perbanyakan Benih Dasar. 2. Benih Dasar (FS / Foundation Seed / Label putih) Benih Dasar (BD) adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis. Benih Dasar diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara. Benih dasar diproduksi oleh Instansi/Badan yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan produksinya disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih. 3. Benih Pokok (SS / Stock Seed / Label ungu) Benih Pokok (BP) adalah keturunan dari  Benih Dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehing

Dunia Perbenihan di Indonesia

Dengan terbitnya UndangUndang Republika Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budi Daya Tanaman (Anonim,1992), yang di dalamnya ada pengaturan masalah benih, maka peranan benih/bibit tanaman memperoleh perhatian lebih besar. Seperti diketahui bahwa benih adalah cikal bakal dari suatu kehidupan tanaman, sehingga merupakan penentu keberhasilan suatu usaha pertanaman. Karena benih merupakan penentu atau kunci keberhasilan, tentunya benih tersebut harus bermutu. Untuk memperoleh benih bermutu tidaklah mudah, karena prosesnya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam benih itu sendiri maupun faktor diluar benih (lingkungan) (Heydecker,1972. Untuk memperoleh benih yang bermutu diperlukan suatu perangkat pengelolaan benih. Perangkat tersebut tercakup dalam teknologi benih, yaitu teknologi untuk memproduksi benih, menganalisis mutu benih, menyimpan, memasarkan,dan mengedarkan tanpa harus mengurangi mutunya. Teknologi benih merupakan perpanjangan tangan ilmu benih dan antara

Dampak Revolusi Hijau

Dear Guys,  Berikut ini dampak-dampak dari Revolusi Hijau serta Alur Strategi dalam memghadapi kelemahan Revolusi Hijau : Von Uexkull (1992) mengakui bahwa penggunaan pupuk secara keliru dapat merusak lingkungan. Penggunaan nitrogen secara berlebihan dapat ikut mencemarkan air tanah. Penggunaan nitrogen yangtimpang mempercepat pengurasan unsur hara lain dalam tanah dan dapat menyebabkan pemasaman tanah. Penggunaan nitrogen berlebihan dan fosfat secara keliru dapat menimbulkan eutrofikasi badan-badan air. Memang perlu perbaikan dalam efisiensi penggunaan pupuk, seperti neraca hara yang lebih baik untuk melawan pengurasan hara tanah dan pemasaman tanah, teknik penerapan yang lebih baik untuk memperbaiki serapan hara dan mengurangi kehilangan hara dan perbaikan menyeluruh budidaya tanaman.  Von Uexkull tidak percaya Low Input Sustainable Agriculture (LISA) atau Low External Input Sustainable Agricultue (LEISA) dapat dijadikan alternatif yang dapat dilaksanakan di Asia bagi s

Revolusi Hijau di Indonesia

Hello guys, setelah kalian membaca revolusi hijau di dunia. Saatnya kita menyimak revolusi indonesia di negeri kita sendiri. Yuk disimak artikelnya.... :)   Revolusi hijau pertama kali muncul karena adanya kekhawatiran terjadinya kemiskinan massal di dunia yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pangan. Kemudian revolusi hijau menjadi proyek penelitian dalam rangka meningkatkan produksi pertanian terutama pangan diberbagai negara di dunia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan dengan disponsori oleh lembaga Ford and Rockefeller Foundation. Perubahan yang disebut revolusi itu dimulai dari Meksiko yang mengubah sistem pertaniannya secara radikal pada tahun 1945. Salah satu alasannya karena berbanding terbaliknya pertambahan jumlah penduduk dengan kapasitas produksi gandum. Hasilnya yaitu delapan tahun kemudian Meksiko dapat mengekspor gandum. Setelah Meksiko berhasil meningkatkan produksi gandu

Awal Revolusi Hijau di Dunia

Gambar
  Hai, tahukah kalian siapa Revolusioner Gerakan Revlolusi Hijau di Dunia? Kalau belum tau, mungkin artikel dibawah ini bisa dibaca untuk disimak :)   Revolusi Hijau lahir dari gagasan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus pada tahun 1766 - 1834. yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia.   Thomas Robert Malthus adalah seorang ekonom dan pencetus teori kependudukan dari Inggris. Dalam bukunya yang berjudul " Essay on the Principles of Population" , Malthus meyakini bahwa kemiskinan umat manusia merupakan keadaan yang tidak mungkin dihindari. Kemiskinan terjadi karena pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan peningkatan produksi pertanian (pangan). Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk berjalan menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128 dan seterusnya), sedangkan peningkatan produksi pertanian berjalan berdasarkan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 dan seterusnya).  

Kebijakan Mengenai Pertanian di Beberapa Negara di Dunia

Kebijakan Pertanian di Amerika Serikat Oleh : Winarno Tohir, Ketua Umum KTNA Nasional Kemajuan pertanian Amerika Serikat (AS) terutama di bidang tanaman biji-bijian seperti jagung, kedelai, wheat, sorghum, dan padi, tidak terlepas dari kebijakan dan dukungan pemerintah yang konsisten terhadap petani.  Kebijakan dan dukungan  diberikan dan dinikmati langsung oleh petani dengan tujuan utama adalah untuk menjaga agar usaha pertanian tetap menarik, menguntungkan, dan petani terhindar dari resiko kerugian dalam kondisi apapun.  Dengan kebijakan dan dukungan tersebut kegiatan pertanian di AS dapat terus berkembang dan bersaing di pasar internasional.   Salah satu kebijakan AS untuk memajukan pertanian adalah mengadakan Farm Bill. Farm Bill adalah salah satu produk legislasi AS yang disahkan oleh Kongres AS setiap 5 tahun. Undang-undang ini mengalokasikan anggaran untuk membantu petani dan program-program di sektor pertanian AS, mencakup bantuan tunai langsung ke peta