Tanaman Penghasil Minyak Atsiri
Tanaman Penghasil Minyak Atsitri...
Tahukah kamu apa minyak atsiri itu ?
1. Akar Wangi :
2. Nilam
4. Kenanga
Pada
tahun 2007, volume ekspor minyak cendana sebanyak 403.148 kg dengan
nilai ekspor sebesar US$ 3.814.800 (BPS, 2008), naik cukup signifikan
dari tahun sebelumnya dengan volume ekspor hanya 21.751 kg dan nilai
sebesar US$ 1.736.214.
6. Melati
Ada dua macam varietas melati yang diusahakan yaitu tanaman J. officinale L; dan J. officinale var grandiflorum L. Perancis merupakan negara yang paling banyak memproduksi bunga melati dan terutama diproduksi untuk parfum.
Bunga setelah dipetik tetap hidup secara fisiologis dan memproduksi minyak atsiri. Produksi minyak atsiri oleh bunga tersebut akan terhenti apabila bunga telah mati dan membusuk. Untuk mendapatkan minyak bunga melati, dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan sistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang dihasilkan cukup tinggi dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup mahal, sehingga jarang dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah dengan mempergunakan pelarut menguap (solvent extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, dan mempunyai bau khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna kuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi udara, minyak berubah baunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin.
B. Prosesnya pembuatan minyak atsiri itu bagaimana yah?
Tahukah kamu apa minyak atsiri itu ?
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile),
mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari
bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang,
kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi
oleh enzim atau dibuat secara sintetis.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu :
(1) pengempaan (pressing),
(2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan
(3) penyulingan (distillation).
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk
mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan
bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan
untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari
ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.
Minyak
atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang
dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Data
statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa konsumsi minyak atisiri
dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut
terutama didorong oleh perkembangan kebutuhan untuk industri food flavouring, industri komestik dan wewangian.
A. Potensi Indonesia sebagai Sumber Atsiri
Beberapa contoh tanaman sumber minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia dan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri:
- Akar : Akar wangi, Kemuning
- Daun: Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Kunci, Selasih, Kemangi.
- Biji: Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
- Buah: Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
- Bunga: Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cemopaka kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
- Kulit kayu: kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok.
- Ranting: Cemara gimbul, Cemara kipas.
- Rimpang: Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri.
- Seluruh bagian: Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih, Sudamala, Trawas.
1. Akar Wangi :
Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt)
termasuk famili Graminae atau rumput-rumputan. Memiliki bau yang sangat
wangi, tumbuh merumpun lebat, akar serabut bercabang banyak berwarna
merah tua. Waktu penanaman setiap saat sepanjang tahun, namun yang
terbaik adalah di awal musim hujan.
Proses
produksi minyak akar wangi dilakukan dengan penyulingan uap pada
tekanan bertingkat I-3 atm selama 8 – 9 jam dengan laju destilasi 0,7 –
0,8 liter destilat/kg akar/jam. Rendemen rata-rata minyak akar wangi 1,5
– 2%. Mutu minyak akar wangi tidak hanya tergantung pada umur akar,
tetapi juga tergantung dari lamanya penyulingan. Bau gosong yang
ditimbulkan karena penyulingan yang cepat akan menurunkan mutu dan harga
minyak akar wangi yang diinginkan pembeli.
Komponen
yang menyusun minyak akar wangi yaitu: vetiveron, vetiverol,
vetivenil, vetivenal, asam palmitat, asam benzoat, dan vetivena. Banyak
digunakan sebagai bahan baku kosmetik, parfum, dan bahan pewangi sabun.
Minyak akar wangi mempunyai bau yang menyenangkan, keras, tahan lama,
dan disamping itu juga berfungsi sebagai pengikat bau (fixative).
Perkiraan permintaan dunia lebih dari 200 ton / tahun. Indonesia merupakan pemain penting dengan sentra produksi.2. Nilam
Nilam (Pogostemon spp) dikenal dengan berbagai nama di beberapa daerah, seperti: dilem (Sumatera-Jawa), rei (Sumbar, pisak (Alor), ungapa (Timor). Dalam perdagangan internasional nilam dkenal sebagai pathcouly. Di kalangan ilmiawan dikenal beberapa spesies Pogostemon sp, antara lain:
- Pogostemon cablin Benth. Populer dengan nama nilam Aceh, ciri utamanya adalah daunnya membulat seperti jantung dan di permukaan bagian bawahnya terdapat bulu-bulu rambut. Jenis ini sampai umur 3 (tiga) tahun hampir tidak berbunga.
- Pogostemon hortensis Backer. Dikenal dengan nama nilam sabun. Ciri utamanya lembaran daun lebih tipis, tidak berbulu, permukaan daun tampak mengkilat, dan warnanya hijau.
- Pogostemon heyneanus Benth. Sering disebut nilam hutan atau nilam Jawa. Ciri-cirinya yaitu ujung daun agak runting, lembaran daun tipis dengan warna hijau tua dan berbunga lebih cepat.
Dari
ketiga jenis nilam tersebut, yang paling tinggi kandungan minyaknya
adalah nilam Aceh (2,5 – 5,0%), sedangkan nilam lainnya rata-rata hanya
mengandung 0,5 – 1,5 %. Saat ini telah dikenal 3 varitas unggul nilam
Indonesia dengan produktivitas > 300 kg minyak / ha yaitu Sidikalang,
Tapaktuan dan Lhokseumawe.
Budidaya
nilam tidaklah terlalu sulit, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan
memilih jenis varitas nilam, pengelolaan budidaya secara intensif dan
lingkungan tumbuh yang memenuhi persyaratan, yakni pada suhu 24 – 28 °C,
curah hujan 2000 – 3500 mm / tahun atau kelembaban > 75%, tekstur
tanah remah, gembur dan banyak humus, dan ketinggian tanah mencapai 50 –
400 m dpl. Tanaman yang tumbuh di dataran rendah memiliki kadar minyak
tinggi, PA (pathchouly alcohol) rendah, dan sebaliknya di dataran tinggi, kadar minyak rendah tapi PA-nya tinggi.
Sentra
produksi minyak nilam banyak tersebar di NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu,
Sumsel, Jabar, Jateng, dan Jatim. beberapa daerah juga mulai
mengembangkan nilam seperti Sulsel, Kaltim, Kalteng. Tabel I
memperlihatkan luas areal dan produksi minyak nilam di beberapa daerah.
Minyak
nilam diproduksi dengan cara penyulingan, baik dengan uap (kukus)
maupun uap bertekanan tinggi. Komponen utama dalam minyak nilam adalah
PA yng kadarnya berkisr 30%. Komponen inilah yang biasanya dijadikan
dasar penentuan mutu minyak nilam yang diinginkan pembeli selain minyak
bebas cemaran besi (Fe). Oleh karena itu penyulingan sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan ketel berbahan bebas karat (stainless steel) bukan dari besi atau baja yang bersifat korosif.
Minyak
nilam digunakan sebagai fiksasif atau pengikat bahan-bahan pewangi lain
dalam komposisi parfum dan kosmetik. Selain digunakan dalam bentuk
minyak, daun nilam juga berguna untuk bahan pelembab kulit,
menghilangkan bau badan, pengawet mayat dan obat gatal-gatal pada kulit.
Minyak
nilam diekspor ke berbagai negara seperti Amerika, Singapura, Jepang,
Perancis, Switzerland, Inggris, Taiwan, Belanda, Jerman dan Cina dengan
volume ekspor sebanyak 2.074.250 kg minyak, nilai ekspor US$ 27.136.913
pada ahun 2004 (BPS, 2007). Perkiraaan pemakaian dunia pada tahun 2006
sekitar 1500 ton / tahun dan Indonesia adalah produsen utama. Situasi
tahun 2007 – 2008 yang tidak kondusif (harga berfluktuatif cukup
signifikan) berakibat turunnya produksi dan pemakaian sampai lebih dari
40% (Mulyadi, 2008). Performa
ekspor minyak nilam Indonesia secara volume (kg) diperkirakan hanya
sekitar 50-60% dari ekspor 2006, meskipun secara nilai (USD/Rp)
meningkat tajam karena ada lonjakan harga yang signifikan.
3. Sereh Wangi
Sereh wangi diduga berasal dari Srilangka. Nama latinnya adalah Cymbopogon nardus L., termasuk dalam suku Poaceae (rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang paling dikenal adalah varitas Mahapegiri (java citronella oil) dan varitas Lenabatu (cylon citronella oil). Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baik dbandingkan varitas Lenabatu.
Daerah penanaman dan produksi minyak
sereh wangi di Indonesia dengan luas areal pada tahun 2007 sebesar
19.592,25 ha (Tabel 3), terbesar di daerah Jawa, khususnya Jabar dan
Jateng dengan pangsa pasar dan produksi mencapai 95% dari total produksi
Indonesia. Area lainya adalah NAD dan Sumatera Barat. Daerah sentra
produksi di Jawa Barat adalah: Purwakarta, Subang, Pandeglang, Bandung,
Ciamis, Kuningan, Garut, dan Tasikmalaya. Sedangkan di Jateng adalah
Cilacap, Purbalingga dan Pemalang (Data Sbdit Tanaman Atsiri, Dittansim,
2008).
Proses pengambilan minyak sereh wangi di
Indonesia biasanya dilakukan melalui proses penyulingan selama 3 – 4
jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2% tergantng
jenis sereh wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.
Komponen terpenting dalam minyak sereh
wangi adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut
menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak atsiri,
sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat diterima.
Minyak ini digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun,
sprays, desinfektans, pestisida nabati, bahan pengilap, peningkat oktan
BBM dan aneka ragam preparasi teknis4. Kenanga
Tanaman kenanga (Cananga odorata)
berasal dari Filipina. Di Pulau Jawa tanaman tersebut tumbuh liar.
Tanaman kenanga tumbuh subur di dataran rendah dengan kelembaban tinggi,
beriklim tropis dan dekat dengan pantai. Di Jawa, kenanga biasanya
ditanam di pekarangan rumah, tidak dibudidayakan.
Bunga yang
masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Rendemen
dan mutu minyak tertinggi terdapat pada bunga yang telah matang sempurna
(warna kuning tua).
Minyak
nenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah
biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri dari
beberapa fraksi yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi
dengan mutu paling baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang
tinggi, sesquiterpen yang rendah. Minyak kenanga diekspor masih dalam
keadaan crude. Oleh importir Amerika dan Eropa, minyak kenanga biasanya
direktifikasi untuk menghasilkan minyak yang lebih jernih dan lebih
mudah larut. Minyak yang dihasilkan akan menyusut sebanyak 25%.
Minyak
kenanga hanya diproduksi di Indonesia dengan output sebesar 20
ton/tahun. Khusus di Pulau Jawa daerah penghasil minyak kenanga adalah
Boyolali dan Blitar. Di dunia pemakaian minyak kenanga masih terbatas
dibandingkan minyak ylang-ylang, namun masih tetap penting karena bau
minyak kenanga lebih tahan lama dan lebih murah dibandingkan minyak
ylang-ylang. Dalam industri, minyak kenanga biasa digunakan sebagai
bahan pewangi sabun.
5. Cendana
Minyak cendana (Santanum album
L) di Indonesia banyak terdapat di Pulau Timor. Tanaman cendana berupa
pohon kecil yang selalu hijau dengan batang lurus dan bulat tanpa alur.
Tanaman ini sangat cocok pada daerah yang berudara dingin dan kering
serta intensitas cahaya matahari yang cukup. Bulan kering yang panjang
sangat baik pengaruhnya terhadap pembentukan minyak dan aroma. Varietas
tanaman cendana yang berdaun kecil, mempunyai kadar minyak yang lebih
tinggi pada bagian kayu teras, namun kadar santanolnya lebih rendah.
Minyak
cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu cendana dengan
waktu penyulingan cukup lama karena titik didih minyak ini cukup tinggi.
Rendemennya sekitar 3-5%.
Komponen
utama dalam minyak cendana adalah santanol. Dalam perdagangan
internasional, kadar santanol tersebut harus lebih dari 90%, jika tidak
maka pasar tidak akan menerimanya.
Perkiraan permintaan dunia lebih dari 50 ton/tahun. Indonesia pernah menduduki peringkat ke-2 setelah India (Myrose). Sandalwood oil
memegang peranan penting dalam industri wewangian. Selain dapat
digunakan untuk minyak wangi sendiri, dapat pula untuk pengikat minyak
wangi mahal (Violet, Cassie, Rose, Reseda, dan Ambete).
6. Melati
Ada dua macam varietas melati yang diusahakan yaitu tanaman J. officinale L; dan J. officinale var grandiflorum L. Perancis merupakan negara yang paling banyak memproduksi bunga melati dan terutama diproduksi untuk parfum.
Bunga setelah dipetik tetap hidup secara fisiologis dan memproduksi minyak atsiri. Produksi minyak atsiri oleh bunga tersebut akan terhenti apabila bunga telah mati dan membusuk. Untuk mendapatkan minyak bunga melati, dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan sistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang dihasilkan cukup tinggi dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup mahal, sehingga jarang dipergunakan. Cara ekstraksi lainnya adalah dengan mempergunakan pelarut menguap (solvent extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan, dan mempunyai bau khas minyak melati. Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna kuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi udara, minyak berubah baunya, lebih kental, dan akhirnya membentuk resin.
B. Prosesnya pembuatan minyak atsiri itu bagaimana yah?
Produksi minyak atsiri dari tumbuh-tunbuhan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
(a) penyulingan (distillation),
(b) pressing (expression),
(c) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan
(d) adsorbsi oleh lemak padat (enfleurasi).
Di antara keempat cara tersebut yang banyak digunakan oleh industri minyak atsiri adalah cara pertama dan ketiga.
* Penyulingan
adalah metoda ekstraksi yang tertua dalam pengolahan minyak atsiri.
Metoda ini cocok untuk minyak atsiri yang tidak mudah rusak oleh panas,
misalnya minyak cengkeh, nilam, sereh wangi, pala, akar wangi dan jahe.
* Pengepresan dilakukan dengan memberikan tekanan pada bahan menggunakan suatu alat yang disebut hydraulic atau expeller pressing.
Beberapa jenis minyak yang dapat dipisahkan dengan cara pengepresan
adalah minyak almond, lemon, kulit jeruk, dan jenis minyak atsiri
lainnya.
* Ekstraksi
minyak atsiri menggunakan pelarut, cocok untuk mengambil minyak bunga
yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas. Pelarut yang dapat
digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri antara lain kloroform,
alkohol, aseton, eter, serta lemak. Sedangkan enfleurasi digunakan
khusus untuk memisahkan minyak bunga-bungaan, untuk mendapatkan mutu dan
rendemen minyak yang tinggi.
*Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu campuran
dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang berbeda dengan
cara mendidihkan terlebih dahulu komponen yang mempunyai titik didih
rendah terpisah dari campuran (Kister, 1990).
Untuk mempermudah proses penyulingan minyak atsiri
dapat dilakukan perlakuan pendahluan (penanganan bahan baku) dengan
beberapa cara seperti pengeringan, pencucian dan perajangan.
*Pengeringan
dapat mempercepat proses ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak, namun
selama pengeringan kemungkingan sebagian minyak akan hilang karena
penguapan dan oksidasi oleh udara (Ketaren, 1985). Beberapa jenis bahan
baku tidak perlu dikeringkan, seperti jahe, lajagoan, dan bahan lain
yang disuling dalam keadaan segar untuk mencegah kehilangan aroma yang
diinginkan.
*Pencucian biasanya dilakukan untuk bahan-bahan yang berasal dari tanah
seperti akar wangi, dan rimpang. Tujuannya adalah untuk membersihkan
bahan dari kotoran yang menempel, mencegah hasil minyak agar tidak
kotor, dan efisiensi pemuatan bahan dalam ketel suling.
*Perajangan
bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri dari bahan,
memperluas permukaan suling dari bahan dan mengurangi sifat kamba. Pada
umumnya perajangan dilakukan pada ukuran 20 – 30 cm.
Dalam industri minyak atisiri dikenal 3 macam metode penyulingan yaitu (1) penyulingan dengan air (water distillation), (2) penyulingan dengan air-uap (water and steam distillation), (3) penyulingan dengan uap langsung (steam distillation).
Gambar 1 memperlihatkan diagram alir proses penyulingan minyak atsiri secara umum.
Pada
pross penyulingan ini, tekanan, suhu, laju alir, dan lama penyulingan
diatur berdasarkan jenis komoditi. Lama penyulingan sangat bervariasi
mulai dari 3-5 jam untuk sereh wangi, 5 – 8 jam untuk minyak nilam dan
cengkeh, 10 – 14 jam untuk minyak pala, dan 10-16 jam untuk minyak akar
wangi bergantung kepada jenis bahan baku (basah / kering), penggunaan
tekanan dan suhu penyulingan. Tekanan uap yang tinggi dapat menyebabkan
dekomposisi pada minyak, oleh karena itu penyulingan lebih baik dimulai
dengan tekanan rendah, kemudian meningkat secara bertahap sampai pada
akhir proses.
Selama
proses penyulingan, uap air yang terkondensasi dan turun ke dasar ketel
harus dibuang secara periodik melalui keran pembuangan air untuk
mencegah pipa uap berpori terendam, karena hal ini dapat menghambat
aliran uap dari boiler ke ketel suling.
Pada
proses pendinginan, suhu air pendingin yang masuk ke dalam tabung atau
kolam pendingin yang ideal sekitar 25-30 derajat C, dan suhu air keluar
maksimum 40 – 50 derajat C. Suhu air keluar tersebut dapat diatur dengan
memperbesar / memperkecil debit air pendingin yang masuk ke dalam
tabung / kolam pendingin.
Pemisahan
minyak dari tabung pemisah sebaiknya “tidak diciduk” (diambil dengan
gayung), karena hal itu akan menyebabkan minyak yang telah terpisah dari
air akan kembali terdispersi dalam air dan sulit memisah kembali,
sehingga mengakibatkan kehilangan (loses).
Minyak
yang dihasilkan masih terlihat keruh karena mngandung sejumlah kecil
air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak. Air tersebut dipsahkan
dengan menyaring minyak menggunakan kain teflon / sablon. Pemisahan air
juga dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengikat air berupa Natrium
Sulfat anhidrat (Na2SO4) sebanyak 1% selanjutnya diaduk dan disaring.
C. Kondisi Perdagangan Domestik Minyak Atsiri
Komoditi minyak atsiri yang diperdagangkan di dalam negeri adalah minyak atsiri dalam bentuk kasar (crude essential oil)
yang hampir seluruhnya diproduksi oleh petani minyak atsiri atau
industri kecil penyulingan yang tersebar di wilayah sentra produksi
tanaman minyak atsiri. Mata rantai perdagangan minyak atsiri di
Indonesia relatif panjang yang berawal dari petani produsen dan berakhir
pada eksportir, dengan berbagai variasi seperti dapat dilihat pada
skema rantai tata niaga pada gambar 2.
Eksportir/industri manufaktur sebagai
pelaku akhir dalam mata rantai perdagangan minyak atsiri di dalam negeri
memperoleh minyak atisiri melalui pedagang perantara. Di antara
pedagang perantara adalah juga “agen” atau perwakilan eksportir dan
sebagian lain bersifat bebas.
Pedagang perantara membeli minyak atsiri
dari pedagang pengumpul yang berpangkal di daerah-daerah produsen.
Pedagang pengumpul umumnya memberikan modal atau uang muka kepada
petani/penyuling sehingga minyak yang dihasilkan oleh petani/penyuling
harus dijual kepada pengumpul tersebut dengan harga yang ditentukan oleh
pembeli/pengumpul berdasarkan mutu yang dinilai secara sepihak oleh
pembeli secara subyektif (organoleptik), tidak berdasarkan mutu atau
kadar atau kandungan senyawa esensial dalam produk minyak atsiri
tersebut. Artinya, minyak yang bermutu baik atau kurang baik dihargai
sama. Inilah yang menyebabkan penyuling melakukan pencampuran minyak
atsiri bermutu rendah dengan yang bermutu baik atau bahkan penyuling
enggan untuk memproduksi minyak yang bermutu baik.
Industri minyak atsiri terdiri dari
rangkaian kegiatan produktif yang terhubung antara aktivitas nilai yang
satu dengan yang lain membentuk rantai nilai industri. Rantai nilai juga
merupakan keterkaitan dalam suatu kegiatan usaha sejak bahan baku
tanaman sampai dengan konsumen industri, yaitu industri parfum,
kosmetik, toiletries, dan pangan.
Industri pangan, farmasi dan kosmetik di
dalam negeri merupakan pasar produk minyak atsiri atau turunan minyak
atsiri. Potensi pasar yang besar tersebut masih belum dimanfaatkan, oleh
karena industri yang mengolah minyak atsiri kasar menjadi produk
turunannya masih sangat terbatas. Kebutuhan produk turunan yang
dibutuhkan oleh industri pangan, farmasi dan kosmetik diperoleh melalui
impor.
D. Perkembangan Ekspor Impor Minyak Atsiri Indonesia
Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, minyak atsiri merupakan komoditi ekspor dan Indonesia
merupakan salah satu negara produsen utama minyak atsiri, khususnya
minyak nilam, minyak pala, minyak akar wangi, minyak daun cengkeh dan
minyak sereh. Daerah tujuan ekspor antara lain meliputi Eropa, Amerika,
Australia, Afrika, Cina, India, dan ASEAN. Namun ekspor minyak atsiri
Indonesia ke pasar internasional sebagian besar masih berupa produk
setengah jati. Kebutuhan industri pangan, kosmetik dan farmasi Indonesia
juga masih mengimpor produk turunan minyak atsiri atau minyak atsiri
yang telah “dimurnikan”
Statistik perdagangan minyak atsiri
Indonesia menunjukan nilai ekspor minyak atsiri tahun 2007 mencapai US$
101,14 juta dengan 20 jenis minyak atsiri. Pada tahun yang sama,
Indonesia mengimpor minyak atsiri, turunan, produk parfum dan flavournya
senilai 381,9 juta US$.
E. Perkembangan Harga Minyak Atsiri Domestik dan Ekspor
Harga minyak atsiri sangat dipengaruhi
oleh perkembangan industri hilir berbahan baku minyak atsiri yaitu
industri parfum, kosmetika, farmasi, industri makanan dan minuman.
Karena itu kebutuhan negara-negara pengimpor terhadap minyak atsiri
sangat tergantung pada besarnya kebutuhan industri-industri tersebut
baik yang berasal dari industri-industri pengguna dalam negeri maupun
luar negeri. Dinamika sektor hilir akan memberikan pengaruh terhadap
pembentukan harga minyak atsiri.
Penggunaan minyak atsiri dalam
produk-produk hilir memerlukan tingkat kemurnian yang tinggi, karena
digunakan secata spesifik dalam dosis tertentu dengan persyaratan yang
ketat. Sebagai contoh penggunakan minyak atsiri dalam produk-produk
aromaterapi yang dapat kita jumpai di salon-salon dan spa. Pada industri
besar , penggunaan produk-produk seperti pangan, parfum, kosmetik,
toiletries, bahan baku yang digunakan berasal dari turunan minyak atsiri
seperti eugenol (dari minyak cengkeh), methyl cedryl ketone (dari cedarwood oil), vetiveryl acetate (dari minyak akar wangi), dsb.
Pada beberapa komoditas, perdagangan
minyak atsiri tidak saja berdasarkan bekerjanya aspek fundamental yaitu
penawaran global, tetapi juga terdapat aspek non fundamental, seperti
sentimen pasar. Sentimen pasar merupakan produk dan sikap seluruh pelaku
pasar mulai dari petani, pedagang perantara, eksportir, para importir,
para spekulator (fund manager) dan para pengguna akhir (end user) sendiri. Oleh karena tu faktor resiko tetap akan dihadapi oleh para eksportir dalam memutuskan kebijaksanaan penjualannya.
Perilaku harga minyak atisiri ekspor di
pasar dunia setiap tahunnya menunjukan pola perubahan harga terbagi
menjadi 3, yakni cenderung menurun, relatif stabil, cenderung meningkat
atau fluktuatif. Perkembangan harga yang cenderung meningkat menunjukkan
masih adanya prospek pasar yang cerah. Pada tingkat penyuling dalam
pasar domestik, dari awal tahun 2009 hingga saat ini (Mei 2009),
kecenderungan harga minyak atsiri Indonesia masih cukup stabil (Lampiran
1).
Beberapa harga komoditi atsiri Indonesia
cenderung stabil setiap tahunnya, artinya fluktuasi tidak terlalu tajam
seperti pada komoditi minyak daun cengkeh dan minyak akar wangi (Gambar
3 dan 4). Minyak daun cengkeh pernah mengalami harga paling rendah,
yakni sekitar 3,2 US$ pada tahun 1998, perlahan mulai meningkat hingga
pada tahun 2001 pada level harga 6 US$. Tahun berikutnya mengalami
penurunan hingga pada level harga 3,5 US$ dan mulai naik kembali hingga
pada tahun 2007 kembali mencapai harga 6 – 6.5 US$.
Sumber: Dewan Atsiri Indonesia dan
IPB, 2009, “Minyak Atsiri Indonesia”. Editor: Dr. Molide Rizal, Dr.
Meika S. Rusli dan Ariato Mulyadi.
Semoga bermanfaat :D
Komentar
Posting Komentar