Indonesia Negara Maritim Bukan Berarti Negara Penghasil Garam Terbesar


       Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 81.000 km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumber daya hayati dan non-hayati yang sangat besar. Dengan lautan yang merupakan 70% dari luasan total wilayah nusantara, maka laut menyimpan banyak potensi untuk dimanfaatkan, yang antara lainnya yaitu garam. Tetapi tidak seluruh luasan garis pantai ini bisa dikelola untuk tambak garam, karena lokasi tambak garam harus memenuhi persyaratan agar didapat garam yang berkualitas dan kuantitas yang maksimal. Saat ini di beberapa daerah cukup berpotensi sebagai penghasil garam diantaranya Pati, Rembang, Pamekasan, Sumenep, Sampang, Indramayu, Cirebon, Nagekeo, NTT, NTB serta daerah-daerah lainnya.

        Apabila diwilayah pesisir akan dikembangkan menjadi lokasi tambak garam maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan didalam menentukan tingkat kesesuaian lokasi yaitu berdasarkan aspek ekologis dan aspek tanah. 
 
1. Aspek Ekologis meliputi :
a. Sumber daya air laut
b. Pasang surut air laut
c. Iklim dan cuaca
d. Angin
c. Kelembaban udara
d. Curah hujan
e. Evaporasi

2. Aspek Tanah meliputi :
a. Topografi
b. Tekstur tanah

Pembahasannya :

Sumber garam di Indonesia sampai saat ini sepenuhnya masih mengandalkan air laut yang dikeringkan dengan sinar matahari. Oleh karena itu, produksi garam sangat berflukutasi apalagi dengan anomali cuaca saat ini, badai El Nino dan La Nina bergantian mengunjungi Indonesia. Selain cuaca yang tidak menentu, iklim juga memiliki kontribusi besar dalam produksi garam di Indonesia. Iklim Indonesia memiliki kelembaban tinggi.  Curah hujan serta kelembaban yang tinggi menyebabkan proses pengeringan lama. Akibatnya kristal garam yang dihasilkan akan sangat rendah. Hal ini pula yang menyebabkan produksi di tahun 2016 hanya mampu memenuhi 4% dari yang ditargetkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).


Faktor yang juga mempengaruhi produktifitas garam adalah tingkat salinitas garam. Suhu udara, suhu air, intensitas matahari yang tinggi dapat meningkatkan salinitas garam, namun kelembaban yang tinggi akan menurunkan tingkat salinitas. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat salinitas adalah sebagai berikut:
  • Penguapan, semakin besar tingkat penguapan (evaporasi) air laut maka tingkat salinitas juga semakin tinggi, begitu juga dengan sebaliknya apabila suatu perairan tingkat penguapannya rendah, maka perairan tersebut juga memiliki salinitas rendah.
  • Curah hujan, semakin tinggi tingkat curah hujan pada suatu wilayah maka salinitas perairan pada wilayah tersebut juga akan rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat curah hujan pada suatu wilayah maka tingkat salinitas pada perairan wilayah tersebut semakin tinggi.
  • Sungai, semakin banyak sungai yang bermuara di laut maka tingkat salinitas akan semakin rendah. Begitu juga dengan sebaliknya semakin sedikit sungai yang bermuara di laut maka tingkat salinitas akan semakin tinggi. Hal tersebut disebabkan masukkan air tawar kedalam laut sehingg mempengaruhi tingkat salinitas air laut.
Dengan pengaruh faktor-faktor diatas, maka penentuan lokasi sangatlah penting dalam mempertimbangkan ekstensifikasi dalam rangka swasembada garam. Tingkat salinitas yang tinggi serta cuaca yang mendukung, produktifitas garam akan tinggi. Selain kelembaban yang tinggi, curah hujan di Indonesia juga sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. yang membandingkan kondisi kelembaban Indonesia dengan 10 negara produsen garam terbesar.




Produksi Garam di Negara Lain
             Satu hal yang menarik untuk disimak mengenai negara-negara produsen garam terbesar di dunia adalah tingkat kelembaban yang rendah, dan sebagian besar adalah negara yang terletak di daratan (landlocked). Infografis terlampir memperlihatkan 10 negara produsen garam terbesar di dunia. Infografis diatas mencatat produksi 10 negara terbesar dunia, dimana tingkat produksinya mencapai nilai miliaran ton bandingkan dengan Indonesia yang tingkat produksinya di tahun 2015 mencapai 2,9 juta ton, dan kemudian turun drastis di tahun 2016 menjadi hanya sebsar 4 ribu ton. Meski Indonesia memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, namun tidak menjamin produksi tinggi.



           Negara produksi garam terbesar yaitu Cina, Amerika Serikat, dan India. Ketiga negara tersebut memang memiliki garis pantai, namun sebagian besar produksi garam yang dihasilkan bukan berasal dari laut, namun dari sumber lain. Garam bisa didapatkan dari danau air asin, tambang garam, tebing garam yang menghasilkan bebatuan garam, maupun dataran yang tanahnya memiliki kandungan mineral garam yang tinggi. Daerah-daerah seperti ini bisa terbentuk karena di jaman purbakala, daerah tersebut merupakan laut, yang kemudian mengering.
            China dan AS, sebagai negara produsen garam terbesar mengandalkan produksi garamnya tidak dari laut. Mereka memiliki danau air asin serta tambang garam yang teletak dibawah tanah. Danau air asin adalah danau yang memiliki deposit mineral yang sangat besar. Salah satu contoh danau air asin terbesar terletak di Cina. Danau Qarhan, terletak di Golmud, Provinsi Qinghai, merupakan danau air asin terbesar di Cina, dengan luas 5.856 kilometer persegi. Danau ini bahkan mampu memproduksi kalium karbonat hingga jutaan ton per tahunnya.
           AS sebagai negara produsen garam terbesar kedua, memiliki juga sumber garam berupa danau air asin, tambang garam serta dari laut. American Rock Salt merupakan tambang garam terbesar yang terletak di negara bagian New York. Tambang garam tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 18.000 ton perhari sedangkan India, sumber garam terbesarnya memang berasal dari laut. Tambang garam laut terbesar di India terletak di Gujarat. Namun, keunggulan dari daerah ini adalah, curah hujan yang sangat rendah dan kemarau yang panjang. Ketika musim kemarau tiba, tingkat kelembabannya pun rendah seperti Indonesia, India juga menghadapi permasalahan penurunan produksi akibat cuaca global yang tidak menentu. Musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan di tahun 2015 telah menyebabkan produksi garam India turun sebesar 35%.
          Berdasarkan fakta diatas, tingkat salinitas garam merupakan faktor utama dalam produksi garam. Tingkat salinitas dipengaruhi berbagai hal, seperti curah hujan dan kelembaban selain itu juga faktor alam. Deposit mineral terbentuk jutaan tahun dari laut yang mengering. Deposit ini kemudian membentuk tambang di dalam tanah, maupun danau air asing yang dapat dengan mudah di tambang dengan mudah.
*Peneliti Utama VISI TELITI SAKSAMA

Sumber :
 http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=207:memilih-lokasi-tambak-garam-rakyat&catid=44:artikel&Itemid=85 [diakses tanggal 28 Februari 2019]

https://www.validnews.id/LAUT-LUAS-BUKAN-JAMINAN-GARAM-BERLIMPAH-V0000590 [diakses tanggal 28 Februari 2019]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hama dan Penyakit Tanaman Cabe

Jenis-Jenis Benih

Hama dan Penyakit Tanaman Padi