Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Revolusi Industri 4.0

Gambar
Revolusi Industri Pertanian 4.0 Dear, teman-teman apa kalian sudah mengetahui tentang Revolusi Industri 4.0?  Revolusi Industri 4.0 merupakan revolusi industri yang dikembangkan oleh Prof Klaus Schwab,  Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economix Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0, Dalam bukunya yang berjudul "The Fourth Industrial Revolution", Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas.  Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya  (1) robot kecerdasa buatan (artificial intelligence robotic),  (2) teknologi nano,  (3) bioteknologi dan  (4) teknologi komputer kuantum  (5)

Pupuk Kandang dan Komposisinya

Gambar
Hai, Guys. Kali ini lita mau ceritain tentang pupuk kandang dan komposisinya :) Tau ga sih, kalau pupuk kandang yang kita buat ini berasal dari kotoran hewan ternak yang beda-beda komposisi kimiawinya :) Kalau kalian mau tau, bisa diikutin artikel yang lita buat kali ini. Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pukan padat dan cair. Manfaat dari penggunaan pukan telah diketahui berabad-abad lampau bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan. Yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pukan adalah

GAP, GHP, GMP (BAB I)

Gambar
GAP (Good Agricultural Pratices) , GHP (Good Handling Pratices), GMP (Good Manufacturing Pratices) Pernahkah kalian mendengar istilah-istilah diatas itu? Kali ini Lita mau membahas lebih luas tentang pertanian yang memakai sistem GAP, GHP, dan GMP. Menurut Kementerian Pertanian ( 2012 ),  Good Agricultural Practices  (GAP), mencakup penerapan teknologi yang ramah lingkungan, penjagaan kesehatan dan peningkatan kesejahteraan pekerja, pencegahan penularan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan prinsip  traceability  (dapat ditelusuri asal-usulnya dari pasar sampai kebun). Di bidang pertanian praktek GAP lebih diarahkan pada budidaya tanaman hortikultura baik tanaman buah-buahan, sayuran maupun tanaman biofarmaka. Kita ketahui ketiga komoditas inilah yang menjadi andalan Indonesia untuk ekspor yang menghasilkan devisa bagi negara. Melalui penerapan GAP terdapat empat hal yang akan dicapai yaitu keamanan pangan, kesejahteraan pekerja (petani ), kelestarian lingkungan, dan has

Pestisida Nabati

Gambar
Latar Belakang Kekayaan alam hayati yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah dan beraneka ragam, sehingga disebut negara mega-biodiversity . Pulau Sumatera saja misalnya, dengan luas daratan 476.000 km 2 memiliki lebih dari 10.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi yang umumnya hidup di hutan dataran rendah. Hutan region sunda (termasuk Sumatera) memiliki jenis tumbuhan terkaya di dunia. Kekayaan alam ini tentu saja menjadi potensi bagi kemaslahatan hidup manusia yang ada di sekitarnya jika dipelajari dan dimanfaatkan secara arif. Interpretasi citra landsat dalam 5 tahun terakhir menunjukkan laju deforestasi mencapai 2,8 juta ha pertahun. Tentu saja hal ini akan mengancam entitas dan kelestarian plasma nutfah botani Indonesia, khususnya yang berpotensi besar sebagai penghasil pestisida nabati. Lebih jauh, terjadinya penurunan kearifan tradisional oleh masyarakat dalam pemanfaatan hasil hutan dan masuknya teknologi pertanian non-organik (insektisida kimia) semakin mengancam kebe